bienvenu!

bebas tapi sopan!!!

11/09/15

random-isme



Cinta itu buta, makanya kodok dibilang pangeran
Cinta itu bisu, makanya bunga dijadikan ungkapan
Cinta itu tuli, makanya pintu hati perlu sentuhan

Itulah mengapa orang buta, bisu dan tuli lebih mengerti cinta daripada kodok, bunga dan pintu J

28/11/10

"Warkop"nya luar angkasa

Bermula dari membuat akun Twitter, sebuah jejaring sosial yang masih asing oleh saya : cuma bisa tweet ga jelas, ditambah ga ngerti cara nyambung"-in tweet orang lain. Norak lah! :D
Nah! pas udah mulai ga canggung sama jejaring satu itu, muncullah sebuah ide [iseng] saya untuk membuat sebuah dialog. (dialog di twitter? dengan kapasitas huruf yg terbatas?) emang agak aneh sih keliatannya (aneh bgt malah! lol). salah satu teman yang saya tanyakan pendapatnya tentang tweet" saya tersebut bilang : "kunaon deui ieu budak?" :( . tapi buat saya, "sabodo teuing lah!" :)
dikarenakan space yang kurang mendukung untuk melanjutkan proyek tulisan saya di situs tersebut. maka saya putuskan untuk memindahkan di blog ini.
kenapa dikasih judul "Warkop"nya luar angkasa?
kalian tau donk yang namanya Warkop! singkatan warung kopi yang sering kita gunakan untuk nyantai, merenung, ngobrol dgn teman. nah! background dari kisah ini juga sama. cuma bedanya yang nongkrong di warkop ini tuh penghuni luar angkasa. ko bisa? ya udah sih, gitu aja ko' repot!!
okey all! let's the story begin !!!
Pengenalan tokoh :
  • Bumi a.k.a Earth (tokoh utama dalam cerita ini)
  • Bulan a.k.a Moon (sahabat bumi. Polos, dan punya masalah pribadi dengan Matahari)
  • Saturnus a.k.a Saturn (Pemeran figuran. Gaul, Trendi)
  • Matahari a.k.a Sun (Sosok misterius)

#1
Bulan : "Bum, kamu terlihat kurusan. Hutan-hutan, dataran salju kamu mulai berkurang."
Bumi : "Yup! aku sekarang lagi pemanasan global nih"
Bulan : "Oh..pantess!!! Sukses deh buat program DIET-nya!!!"
Bumi : (-_-")!

#2
Moon : "Earth... why do u smoking? it's not good for ur health" (-_-?)
Earth : "Moon... i'll quit when Merapi and Koreans in [peace]" ^_^v

#3
Moon : "Earth,.. i want to be like you.! a home for human"
Earth :  "I don't think so! u know, Moon? Dehydration is my middle name!" :(
Moon :  "and then, what is your last name?" (-_-?)
Earth : "My name is EDY, Earth Dehydration Yudhoyono!"
Moon & Earth : =))

#4
Moon : "Earth, you are so "colorful", at the night. I like!"
Earth : "Yeah,.. thanks! and i'm so 'carful' at the day!"
Moon :  "I think i have a good name for you. becarful ; beautiful and carful. Thats a nice name!"
Earth : (-_-")!

#5
Earth : "Moon, the people said that you are beautiful!"
Moon : "if they were me, they'll know that you are the most [one], Earth!" :)
Earth : *tersipu

#6
*karna ada keluhan dari temen : "ko tokohnya Moon & Earth doank?" maka saya munculkan satu pemeran pembantu di sini :)
Moon & Earth : "Hey Saturn, you are so cool! with your ring"
Saturnus : "Yeah! i know and buy it from TV. they called it POWER BALANCE." 8-)
Moon & Earth : -_-? *Gubraks!!!

#7
Saturnus : "Earth, where is Moon?"
Earth : "he's gone!"
Saturnus : "Do you know there is something between Moon and Sun?"
Earth : "I don't know. What is that?"
Saturnus : "I'm not sure, but it is a terrible thing. because... when Sun is coming, he's disappeared."

*semoga to be continue...

21/11/10

Carpe Diem - Renggutlah Hari ini!

Pernah denger istilah "Carpe Diem"? mungkin pernah saya rasa. Awalnya saya tidak terlalu peduli sama istilah tersebut. di samping ga tau apa maksudnya, kata-katanya asing di telinga.
Sempat untuk menebak juga sih apa maksudnya. terinspirasi dari kata "Diem" dan dgn modal "sok tau" yg menggebu-gebu, maka saya simpulkan kalau maksud dari "Carpe Diem" adalah "Silence is Gold". Di tambah dengan pedapat yang sama dari seorang temen, maka tambah yakinlah saya dengan kesimpulan di atas.
"Diem"-->"Silence"-->Diam (b. Indo)
Masuk akal kan? ^^
berhari-hari, saya pegang keyakinan tersebut. Misalkan ada orang lain yang menanyakan "Apa sih Carpe Diem?", pasti saya jawab dengan gaya paling "cool" semampunya. "Carpe Diem itu maksudnya Silence is Gold atau Diam itu Emas!". Abis itu berasa yg lebih pinter deh di depan dia (yang nanya). :D
Nah... saatnya tiba juga (di sengaja juga sih ^^). Mula-mula "status" salah satu akun chatting saya di tulisin istilah tersebut "Carpe Diem". Dan ga lama kemudian, temen saya yang lagi di sebelah nanya. Apalagi temen saya tersebut suka banget nyombongin pengetahuan/ilmunya yang saya ga ngerti. Dalam hati "Bales dendam ah!". haha... singkat deh tuh saya jelasin ke dia. Sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Dan dia cuma ngangguk-ngangguk "Ooohh..!" *Berasa yg udah berhasil :)
Ternyata oh ternyata.... si dia ga percaya gitu aja penjelasan saya yang "cool", terlihat "pintar" dan berwibawa. Dia buka deh tuh yang namanya search engine G*og*e. keywords-nya carpe diem define. Beuhh...(kebetulan saya duduk di sebelahnya nih. baca penjelasannya si mbah G). Terdiam cukup lama, sedikit berpikir (banyakan pura-puranya sih).
"Oh noo!!!" malu, kecewa, grogi, ge-er (wew). Mungkin emang belum waktunya kali ya buat saya bisa menyombongkan diri (emang ga boleh! bukan "belum waktunya").
Didukung rasa tidak percaya, saya baca penjelasannya berulang2. Carpe Diem is/meant Seize the Day. (lupa lah! is atau meant juga blm tentu bener kayanya).
Langsung deh melakukan langkah selanjutnya. ketik: seize the day define --> ENTER
nongol deh penjelasannya (sengaja nyari yang b. Indo penjelasannya). "Seize the Day adalah ungkapan yang berarti Renggutlah Hari ini!"
Awalnya emang "secewa" (sedih kecewa). gimana engga? si dia udah nyengir-nyengir tengil meremeh-temehkan dengan pandangan centil-centil. PAHIT lah pokonya! tapi ga lama. cuma beberapa hitungan, udah fine lagi (ga ada sakit hati). karena saya sama dia tuh sahabatan.

C'est tout dulu ya ceritanya! Terima Kasih buat si dia dan juga mbah "G" yang udah ngasih pencerahan tentang "Carpe Diem".

16/11/10

Pe-ngutip-an

" Rasa lelah adalah bukti perjuangan,
sesal adalah pengiring makna sebuah hikmah,
Tawa adalah kawan keramahan,
Pengertian adalah gambaran kehangatan suatu persaudaraan^^"
*kutipan dari status FB seorang "GeoGirl".

Kenapa saya menaruh status orang lain di sini? kenapa bukan status saya sendiri?

Mungkin ini yang sering dibilang, inspirasi/hidayah bisa datang dari mana saja.
Sesaat membaca, saya sempat ragu akan kemampuan diri sendiri buat memahami kalimat di atas. Maka dengan cara paling sopan yang saya mampu; bertanya langsung kepada si pemilik status (via message. karena kami tidak berteman). Dan ternyata, si empunya status membalas pesan saya dengan menjelaskan kalimat yang ditanyakan sebelumnya. *sekali lagi thanks ! ^^

03/11/10

Wanitaku! Jika...

Jika...

Jika apa?

hmm... *Mungkin saya tidak punya nyali untuk mengatakannya (langsung).

Jika suatu saat nanti engkau terbaring lemah, terkurung dalam tubuh yang berteman sakit
aku akan berkata :

"Jika kau sembuh nanti, percayalah akan banyak tumbuh senyuman di sekitarmu.

Jika kau masih tetap terbaring esok hari, percayalah bahwa itu sebuah pengampunan dosa dari-Nya.
semakin lama, maka semakin banyak dosa yang terhapus.

dan Jika ternyata kau meninggalkan dunia ini, itu hanya akan menambah populasi bidadari di Surga.


Percayalah!!! itu bukan pilihan, Wanitaku."



25/10/10

Bangku Taman

di bangku taman.. ya, aku sedang di sana. bangku yang secara kasat terlihat lapuk seperti akan rubuh jika ada semut memanjatnya.
-hiperbola-
monolog : "bangku saya lebih bagus, lebih empuk, kuat dan bermerk." so?

"bangku yang usang, hanya karna sebagai bangku taman maka dia terasa lebih penting daripada kursi-kursi mahal itu." menurutku.
-ironis-

karna bangku taman tempat aku "diam". momen dimana aku sadar kalau sudah terlalu banyak bicara.
karna bangku taman tempat aku "duduk". momen dimana aku menghitung sudah sejauh mana aku "berlari" .

bukan begitu?? kita tak akan pernah "bicara" jika kita tidak pernah "diam". Apakah aku sudah "berlari" jika aku tidak pernah "berjalan"?

Thanks to "Bangku Taman" yang sudah menjadi "Tong sampah tanpa dasar".

25/05/10

Semangat!!!!!!!!!!!!!!

aku tak lama berdiri di sini
masaku memiliki akhir tersembunyi
waktu masaku untuk bertarung
sepi masaku untuk berlindung

12/05/10

gurauan satu arah

Tuhan...
aku ingin menulis, mengait makna walaupun menyayat marka.
Tuhan...
aku ingin menulis, memandang kata laksana jiwa.
tapi Tuhan...
aku hanya penulis, aku hanya pecandu tinta, penjejak mimpi.
dan...
aku memang penulis, seorang tentara tanpa belati.

12/02/10

Dayri’s Tale

(Kisah Kesihari-harian)

Bila dilihat dari judulnya, mungkin akan ada banyak cekalan, hujatan, atau mungkin pertanyaan (buat orang2 yg sama ga ngertinya grammaire bahasa inggris kaya gw. ^.^). Dengan berat hati, saya sebagai penulis hanya mengandalkan insting saya dalam memilih kata-kata dalam bahasa inggris….%&(Q&*^%_Q!(%
Akan tetapi, dengan sedikit ilmu yang saya dapat di bangku sekolahan (tetep banyakan instingnya sih hehe), secara garis besar jeroan-jeroan tulisan ini. Secara sadar atau tidak sadar, anda akan memiliki kesimpulan kalo judul buku ini 100-200% ga nyambung… T.T
Okelah, di sini saya akan menjelaskan silsilah/ history/ sejarah dari judul tulisan ini. *serius mode on.
Awal mula ide dari tulisan ini tercipta ketika mendengar kata “diary”. Ketika saya pilah kata itu secara garis tuun-temurun, tenyata “diary” adalah sesuatu yang sangat dipercaya oleh banyak orang (khususnya para wanita) ketika mereka ingin mencurahkan apapun perasaan mereka. Tapi saya sebagai seorang yang kritis, tidak mudah begitu saja menerima yang namanya “diary”. (ini bukan curhat loh!)
Buat saya, “diary” memang sesuatu yang sangat menarik untuk ditinju ulang… (jah..pake ketinggalan lagi huruf “a”-nya. *ditinjau). “diary” memiliki sifat yang fleksibel. Dia adalah sesuatu yang sangat berharga bagi orang yang menulisnya. Namun ketika sampai di tangan orang-orang yang jahil, itu hanya akan menjadi sebuah lelucon. Perhatian!! Membaca “diary” milik orang lain bisa menyebabkan rasa ingin tahu kronis. Jadi jangan pernah mengintip yang namanya “diary”!!!
Dikarenakan saya bukan orang yang cukup melankolis untuk membahas/ membuat sebuah “diary”, makanya saya alihkan menjadi “dayri’s Tale”. Kata “dayri’s” merupakan plesetan dari kata “daily” (bener ga sih tulisannya begini?? @_@) yang berarti keseharian. (buat kalian yang kurang waras pasti ngerti donk maksud saya. J). So, jangan heran kalo isinya bakal dikerumunin sama cerita-cerita yang durasinya ga akan lebih dari 1 x 24jam (lebih dari itu harus lapor RT setempat, bro.!! males banget kahn?!!).
Semua yang ada di dalam cerita ini bersifat fiktif. Properti yang digunakan dari bahan lunak. ( lagi trend soalnya di tipi-tipi tulisan-tulisan kaya gini. Hehe..)

Episode 1:
Bass Way
Dear diary,
(ceritanya ini tentang seorang wanita yang mo nyeritain kesehariannya)
Sabtu, 09.45 wib : terbangun gara-gara lemparan granat dari seorang pemberontak. ( tenang bro !! ledakannya cuma di dalem TV ko. Nih cewe sengaja ngatur Tv-nya nyala pas jam segitu. Apesnya… pas nyala tuh TV yang nongol film perang dengan volume hampir maksimal. Jelas aja tuh cewe kaget, langsung lari ke kamar mandi. Ternyata ada ya orang yang kaget trus langsung “pup”).
Nah… setelah selesai urusannya di kamar mandi, trus diomelin ibu kosan gara-gara bikin keributan di pagi hari (suara TV-nya itu), akhirnya si tokoh utama bersedia menceritakan kisahnya sendiri. Waktu dan tempat saya persilahkan…
Terima kasih sodara penulis dan selamat siang pembaca!! Gw adalah salah satu mahasiswi di salah satu Universitas Negri di Bandung. Oia, nama gw Ira. Gw suka banget maen musik, khususnya bass guitar. Dikesempetan yang berbahagia ini, gw pengen berbagi sedikit kisah sama lo semua. Selamat menyaksikan!
Rabu, sepuluh tahun yang lalu. Dengan panik gw terbangun dari kasur terus ke kamar mandi deh (Hampir sama kejadiannya kaya pagi ini. Hihi…). Pasalnya, siang ini bakal ada ujian kesenian. Dan ini merupakan kesempatan gw untuk mendapatkan nilai. Sebab sebelumnya gw selalu bolos. Kenapa? Karena gw buta sama sekali sama kesenian, khususnya musik. Nah, sialnya ujian hari ini adalah memainkan salah satu alat musik sambil bernyanyi. Gubrakk.. %&@_%^@
Dengan sedikit curhat ke orang-tua, gw langsung ke rumah om gw yang bisa dibilang musisi. Konon, dia suka koleksi alat-alat musik walaupun sebenarnya cuma bisa main gitar doank. Tapi emang dasar gwnya yang ga punya bakat apapun di bidang musik, wajar aja gw tetep panik pas sampe sana. Karena gw bingung mau mainin alat musik apa. Suling ? kayanya susah deh main suling sambil nyanyi. Piano? Lupain aja!!! om gw ga bakal ngizinin buat ngebawa tuh piano ke sekolah. Gitar? Sempet sih terlintas, tapi ga bisa sama sekali. Om gw yang bisanya cuma maen gitar sih nawarin diri buat ngajarin. Hasilnya, baru 10 menit latihan, air mata gw udah netes ga kuat nahan sakitnya ujung jari-jari gw. Akhirnya om gw nyerah. Apalagi gw!!! What the Hell!!! ups… anak SD ga boleh ngomong kasar y?! sori, lupa diri nih. Fufufu…
Gw udah mandi, nyiapin peralatan sekolah, pake seragam sekolah, malak nyokap gw (biasalah uang jajan). Akhirnya, gw putuskan berangkat sekolah. tentunya dengan membawa satu alat musik yang terpaksa harus gw mainin nanti di kelas, yaitu : piano kecil gw yang besarnya hampis sama kaya kotak amal di mesjid. Emang sih gw ga jago maininnya, tapi setidaknya gw tau yang namanya urutan nada : do, re, mi, dan kawan-kawan. Rencananya, gw mau nyanyiin “Ibu Kita Kartini”, karna lagu pop ga ada panduan nadanya di buku kesenian gw. Lumayan lah tadi dah latihan dua kali sebelum mandi. Walaupun gw yakin pasti bakal berantakan hasilnya, gw harus tetap melewati ujian ini. Kalo masalah nilai, gw dah nyiapin jurus andalan donk, yaitu : “PASRAH PADA ILAHI”. T_T
Sekolah gw lumayan jauh dari rumah. Biarpun gw dikasih ongkos buat naek bajaj, gw lebih suka naek bis. Tentunya lebih murah. Dan di bis, gw bisa nemuin macam-macam keunikan, keributan, ketakutan, dan… kelewatan dah bisnya. Musti nunggu lagi deh. Huftt!!
10 menit kemudian, gw dah duduk di bangku tengah bis yang bakalan nganterin gw. Ngga lama, ada satu bencong naek dengan niat ngamen. Setelah gw perhatiin, tuh orang terpaksa jadi bencong. Dandanan sih udah poll abis : pake make-up, gaun, sepatu hak tinggi. Tapi ko suaranya kaga berubah, nge-Bass abis. Ckcckck… pas saat itu juga jalan hidup gw sedikit melenceng ke tenggara. Gw dapet pencerahan pas ngeliat alat musik yang dia maenin. Biasanya kita nyebutnya “Bas Betot”. Dalem hati gw, “akhirnya gw bisa lulus nih ujian kesenian”. Ko bisa? Soalnya tuh alat gampang banget maeninnya : senarnya cuma tiga (bukan senar juga sih. Xixixi…), trus maeninnya cuma dibetot doang satu persatu. Tuh bencong aja bisa maenin tuh alat sambil nyanyi sambil ngupil dan garukin panunya pake tangan kiri. Emang dewi fortuna masih saying sama gw. Biarpun mepet waktunya. Mungkin si dewi lupa kali alamat gw, makanya telat datengnya (pake nyasar dulu). J
Deg-degan… soalnya gw harus bisa ngerayu nih bencong biar gw bisa minjem tuh bassnya. Pas dia minta sumbangan ke gw, sambil gemeteran gw tanya aja. “om, boleh ga bassnya saya pinjem?”. “preett!!!” (kali ini pake suara bencong). Terpaksa pake jurus andelan anak kecil : NANGIS. Beneran ampuh sih, tapi ga gratis, gw harus ngerelain duit 50 ribu rupiah yang selama ini gw tabung (sisa-sisa dari uang ongkos gw yang harusnya naek bajaj tapi malah naek bis).
Singkat cerita, ujiannya dah selesai. Gw sukses diketawain temen-temen sekampung plus dinasehatin guru kesenian gw, “Ira, suara kamu sudah bagus. Tapi yang kamu bawa itu bukan alat musik. Mengerti kamu??”. “ngerti pak!”. “satu lagi yang lebih penting : harga 50 ribu terlalu mahal tuh. Lain kali kamu beli sama bapak aja y! buat murid bapak, bapak kasih diskon jadi 30 ribu”. “&@)(%#(*%*&#(“
Ternyata, tak disangka tak diduga. Pas gw lagi transaksi sama tuh bencong di bis, guru kesenian gw duduk pas di belakang gw. TENGSIN DUA BELAS!!!!
so, jadi begitulah awal mula gw jadi pemaen bass. walopun awalnya cuma bass betot, tapi gw suka banget sama karakter suara bass : nyentrik abiss.!! hehe


22/01/10

menjadi Penulis...

Penulis... sebuah profesi yang cukup menarik bagi kebanyakan orang. Tapi, mengapa mereka ingin menjadi penulis? sedangkan minat untuk membaca sangat minim di Indonesia. tentu secara komersial bukan sesuatu yang bagus menjadi penulis. mungkin akan ada juga yang berpendapat bahwa semua yang pernah makan bangku sekolahan adalah penulis, sehingga muncul kesimpulan bahwa menjadi penulis adalah sesuatu yang mudah.
Perlu diketahui (hanya pendapat pribadi yang berbekal sedikit ilmu namun kebanyakan insting. hehe), masalah yang paling menonjol dari pendapat-pendapat yang telah saya sebutkan sebelumnya adalah hal penting yang selalu disepelekan oleh kebanyakan orang, yaitu makna dari sebuah kata atau lebih umunya "Bahasa Indonesia".
berkaitan dengan pendapat yang mengatakan bahwa mereka yang pernah makan bangku sekolahan adalah penulis. Mereka telah keliru membedakan apa itu "penulis" dan "menulis". Karena yang kita lakukan di sekolah hanyalah menulis apa yang ada di papan tulis atau yang diucapkan oleh guru/ dosen.
Lalu apa bedanya dengan "penulis?
Penulis adalah seseorang yang menulis (sama aja donk?!! @_@). Yang membedakannya adalah apa yang ditulis. anak sekolahan hanya menulis sesuatu yang sudah ada, atau lebih tepatnya mencatat. sedangkan penulis, mereka menuliskan apa yang ada di dalam pikiran mereka (ide) yang belum pernah dijadikan tulisan oleh orang lain sebelumnya. sebab jika tulisan itu sudah ada sebelumnya, itu namanya mencontek/ menjiplak. mungkin saja ada dua orang atau lebih yang memiliki ide/ pemikiran yang sama. tapi belum tentu semuanya memiliki bakat dalam menuangkannya ke atas kertas putih.
belum selesai... masih ada perbedaan lain dari seorang penulis, yaitu :
predikat dari orang lain (pembaca). banyak sekali orang yang telah menuliskan ide-ide mereka. baik itu dalam bentuk cerita pendek, novel, artikel, dan lain-lain. Namun mereka menyimpannya sendiri. hanya untuk dinikmati secara pribadi. adapula orang-orang yang sudah berani mempublikasikan tulisan mereka. Namun tidak adanya orang lain yang membaca tulisan mereka. "adanya penulis karna adanya pembaca".
Demikian sekejap tulisan dari saya, seorang tukang menulis dari SD-Kuliah... :)